4 HIKMAH DIBALIK SAKIT
Sakit merupakan suatu ujian yang
pasti akan dialami oleh setiap manusia. Sakit tidak sama dengan kematian,
tetapi seringkali sakit menjadi salah satu penyebab atau jalan menuju kematian,
meskipun tidak semua kematian tidak diawali dengan sakit.
1.
Sakit akan menghapus Dosa
Sakit merupakan sebab pengampunan
dosa atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati,
pendengaran, pengelihatan, lisan dan dengan seluruh anggota badanmu. Terkadang
penyakit itu juga merupakan hukuman dari dosa yang pernah dilakukan.
Sebagaimana Firman Allah SWT, “Dan apa
saja musibah yang menimpa mu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah SWT memaafkan sebagian besar (dari kesahalan-kesalahan mu) Q.S
Asyuura:30
2.
Sakit menjadi kebaikan bagi seorang
Muslim jika ia bersabar
Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin,
sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi
kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapatkan kegembiraan, maka dia bersyukur
dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapatkan kesusahan, maka dia
bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (H.R Muslim)
3.
Sakit akan membawa keselamatan dari
Neraka
Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam,
karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah SWT akan menghapuskan
dosa-dosan Anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”
(H.R Muslim)
Oleh karena itu, tidak boleh bagi
seorang mukmin mecaci maki diri sendiri terhadap ujian yang dideritanya,
menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka kepada Allah SWT.
4.
Sakit akan Mengingatan Hamba atas
kelalaiannya
Di balik penyakit dan musibah akan
mengembalikan seseorang yang tadinya jauh dari mengingat Allah agar embali kepada-Nya.
Biasanya seseorang yang dalam keadaan sehatwal ‘afiat suka tenggelam dalam
perbuatan maksiat dan mengikuti nafsunya, dia sibuk dengan urusan dunia dan
melalaikan Robb-nya. Oleh karena itu, jika Allah mencobanya dengan suatu
penyakit atau musibah, dia baru merasa kelemahan, kehinaan dan ketidakmampuan
terhadap Robb-nya. Dia menjadi ingat atas kelalaiannya selama ini sehingga ia
kembali kepada Allah dengan penyesalan dan kepasrahan diri. Allah Ta’ala
berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya
kami telah mengutus ( para Rasul ) kepada umat-umat sebelummu. Kemudian kami
siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka
memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (Al-an’am : 42)
Komentar
Posting Komentar