“SEANDAINYA SAYA JADI PECANDU”
NARKOBA. Mendengarnya sudah tidak
asing, kata tersebut identik dengan obat. Pemakainya disebut pecandu karena
orang yang sudah mencicipi narkoba sekali akan ketagihan, begitu sepemahaman
saya. Orang kalo sudah kecanduan maka akan terus menerus ketergantungan
sehingga akan berdampak negatif pada fisik maupun psikis.
Kata para pecandu narkoba pasti nikmat,
sangat nikmat. Bisa menimbulkan semangat yang terus menerus, bisa menghilangkan
rasa stres karena efek daripada narkoba tersebut adalah nge-fly, merasa terbang lepas kandas tanpa
beban apapun dalam hati dan pikiran. Itulah sudut pandang mereka-mereka pemakai
narkoba.
Kita ketahui bahwa memang benar narkoba
adalah obat yang menenangkan.Namun jelas sudut pandang kita yang tidak pernah pakai narkoba sama sekali,
kita tahu apa dampak negatif dari sesuatu terlarang tersebut dan kita memilih
untuk menghindari bahkan mengharamkan barang tersebut. Kita pasti benar-benar
bisa menjauhi narkoba tersebut.
Dari dua sudut pandang diatas andai
saya posisinya jadi pecandu pasti akan hidup tenang dengan tidak memikirkan
beban hidup apapun. Saya pintar menyembunyikan rahasia sebagai pecandu didepan
orang-orang baik terutama keluarga. Itu pasti saya lakukan. Tapi saya akan
berpikir kembali, kita semua tahu sebaik-baiknya menyimpan bangkai pasti akan
tercium. Semenutup-nutupi kerahasiaan saya sebagai pecandu lama-lama akan
terbongkar dengan resiko amat besar. Kehilangan orang-orang tersayang,
dikucilkan atau bahkan diisolasi dari lingkungan sekitar.
Jika saya pecandu narkoba pasti akan
berpikir dua kali, tiga kali, atau beberapa kali untuk pertama kali memakainya.
Semua orang pasti begitu, tahu resiko tapi karena coba-coba dan tergoda oleh
rayuan setan makan terjerumuslah, itulah orang-orang yang rusak. Mencoba
sesuatu yang baru dijalan yang sesat. Naudzubillah. Bagaimana kalo sudah
terlanjur jadi pecandu dan sulit untuk menghentikan?
Saya mengerti saat seseorang sangat
bergantung terhadap sesuatu, itu akan sulit melepaskannya. Betul, itu tidak
mudah. Jawabannya hanya kemauan yang kuat. “Saat ada kemauan yang kuat untuk
berubah dan mau berhenti menjadi pecandu selagi usaha terus dilakukan pasti
akan berhasil, walaupun perlu waktu yang tidak sebentar”. Sekali lagi saya
katakan kalau kemauan tersebut hanya ada dimulut tidaklah ada hasil karena
usaha masih 0 (tidak ada tindakan).
Kalau serius niat berubah, seseorang
akan melakukan apapun sampe titik darah penghabisan demi perubahan tersebut
nyata. Cara melihatnya bagaimana? Lihat prosesnya. Ada pecandu yang bilang
“saya mau bertaubat, curhat segala macem” tapi kehidupan nyatanya masih tidak
ada usaha berubah jelaslah sampai berbusapun cerita kegagalan berubahnya tidak
akan menghasilkan perubahan.
Kalau benar mau berubah. Yuk pecandu
ikuti kegiatan rehabilitasi, periksa ke RS terdekat mengenai cara menghentikan
ketergantungan obat terlarang tersebut, cari kegiatan positif misal silaturahim
ke para kyai atau bisa tinggal dipesantren untuk rehabilitasi spiritual dll.
Tidak mudah? memang benar, tapi itu usaha. Anda-anda pecandu wajib ada usaha
kalo nyata mau berubah. Kita semua mendukung teman-temen pecandu untuk kembali ke
jalan yang benar, ayo kita hidup sehat tanpa obat terlarang tersebut. Putuskan
taubatmu sekarang, lakukan usaha semaksimal mungkin, dan lawan rasa sakaw atas
dasar ALLAH SWT, Tuhan kita semua. #HANCURKANPENYALAHGUNAANNARKOBA
Komentar
Posting Komentar