Mengenal
Profesi Penyuluh Agama
Profesi
sering dipahami sebagai pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu. Sehingga
hanya orang yang memiliki keahlian tersebut yang menduduki dan menjalankan
profesi yang dimaksud. Seperti profesi guru, dosen, widyaiswara, Penyuluh
Agama, penghulu, dokter, jurnalis dan profesi lainnya.
Penyuluhan
agama merupakan suatu bidang pekerjaan profesi yang menuntut keahlian tertentu.
Sebagaimana tersirat dalam namanya, bahwa penyuluh agama harus memiliki
keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan di bidang penyuluhan agama.
Sehingga penyuluh agama ini termasuk rumpun jabatan fungsional tertentu di
Kementrian Agama yang menuntut seperangkat kealian dan keterampilan sesuai
dengan bidangnya. Sekurangnya ada dua substansi yang harus dimiliki oleh
seorang penyuluh agama yaitu kealian substantif dan metodologis.
Tugas dan Fungsi Penyuluh Agama
Ada
4 macam tugas yang mesti dilakukan oleh Penyuluh Agama yaitu :
(1) memberikan bimbingan agama
(1) memberikan bimbingan agama
(2)
memberikan penyuluhan agama
(3)
berpartisipasi dalam pembangunan dengan bahasa agama
(4)
memberikan konsultasi atau arahan keagamaan
Sedangkan
fungsi dari penyuluh agama da 3, yaitu :
1. Fungsi
informatif dan edukatif, yakni sebagai juru dawah yang berkewajiban
mendakwahkan ajaran agamanya, menyampaikan penerangan agama dan mendidik
masyarakat dengan sebaik-baiknya.
2. Fungsi
konsultatif; yaitu ikut aktif dan berpartisipatif memecahkan
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga,
lingkungan, dan masyarakat umum dengan bimbingan dan solusi ajaran agama.
3. Fungsi
advokatif, yakni memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk melakukan
kegiatan pembelaan terhadap umat binaan atas berbagai ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan yang merugikan akidah, ibadah dan akhlak masyarakat.
Kompetensi Penyuluh Agama
Menurut
Purwadarminta dalam KBBI, kompetensi ialah kewenanangan (kekuasaan)untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kata kompetensi berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Competency.
Kompetensi
teknis substansi bagi Penyuluh Agama misalnya melaksanakan tugas dalam menyusun
konsep materi tertulis bimbingan dan penyuluhan agama dalam bentuk naskah,
mendiskusikan konsep materi bimbingan dan penyuluhan agama berdasarkan masukan
dalam forum diskusi. Kemudian menyusun matei penyuluhan dalam bentuk slide,
lieflet, dan booklet. Kompetensi teknis komunikasi bagi Penyuluh agama misal
dalam melaksanakan tatap muka bimbingan dan penyuluhan agama kepada kelompok
sasaran/ binaan dengan menggunakan metode, media, dan strategi tertentu, dan
melaksanakan konsultasi keagamaan secara perorangan maupun kelompok.
Sedangkan
kompetensi teknis pengembangan profesi bagi penyuluh agama misanya menyusun
pedoman-pedoman, kajian-kajian, dan menulis karya tulis ilmiah bidang Penyuluhan
agama berupa makalah, artikel di surat kabar dl.
Kompetensi
penyuluh agama yang harus dimiliki dan dikuasai ini tentunya disesuaikan dengan
tugas pokok dan fungsi mereka dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan agama.
Langkah-langkah persiapan dalam
kegiatan Penyuluhan Agama, Memilih strategi dan metode penyuluhan
Potensi-potensi
yng harus dikembangkan dalam strategi penyuluhan agam ini diantaranya sebagai
berikut :
1. Potensi
fisik, ini bukan hanya yang dimiliki oleh seorang penyuluh saja, melaikan juga harus
dimiliki oleh masyarakat binaannya. Potensi fisik boleh jadi merupakan
fasilitas-fasilitas umum keagamaan, misalnya masjid bai umat islam, gereja bagi
umat kristiani dll.
2. Potensi
intelektual adalah kemampuan yang dimiliki seorang penyuluh yang secara
rasional ia mampu mencerna dan menjelaskan persoalan-persoalan yang ada di
tengah masyarakat untuk dicarikan solusinya.
3. Potensi
spiritual, bagi penyuluh ialah kesadaran keberagamaan yang tinggi yng ditujukan
dengan perilaku yang mengejawantahkan ajaran agamanya sehingga ia mampu menjadi
model individu yang saleh baik seara personal maupun sosial bagi masyarakat
binaannya.
Merencanakan Program Penyuluhan
Agama
Dalam
merencanakan program penuluhan perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Identifikasi
potensi wilayah atau kelompok sasaran
Kegiatan
penyuluhan agama pada akhirnya bermuara pada upaya pembangunan kehidupan
beragama. Ruang lingkup identifikasi potensi ini yaitu :
a. Keadaan
alam
b. Kependudukan
c. Kelembagaan
d. Kebudayaan
2. Perencanaan
program kerja
Tujuan-tujuan
yang harus dicapai :
a. Identifikasi
masalah
b. Penetapan
tujuan
c. Penetapan
sasaran
Mengembangkan Materi dan Kurikulum
Penyuluhan
1. Materi
penyuluhan agama
Materi
penyuluhan agama adalah pesan atau bahan yang disampaikan oleh penyuluh agama
kepada kelompok sasaran yang merupakan objek dari kegiatan penyuluhan agama.
Pesan disini bisa berupa message, content, matan, mapun informasi. Dalam
konteks dakwah, pesan penyuluhan agama itu adalah ajaran islam yang menjadi
materi dakwah
2. Langkah
Penyusunan Naskah materi Penyuluhan
Untuk
mengasah kemampuan penyuluh agama dalam menyusun materi penyuluhan dalam bentuk
naskah, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, berikut :
a. Langkah
persiapan
b. Langkah
pengorganisasian
c. Langkah
penyajian
d. Langkah
penyempurnaan
Langkah-langkah pelaksanaan dalam
kegiatan penyuluhan Agama, Memahami bimbingan dan Penyuluhan Agama
Sebelum
melakukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penyuluhan agama, maka akan
dibahas terlebih dahulu pengertian bimbingan dan penyuluhan. Sehingga lebih
mudah untuk memahami mengenai kegiatan penyuluhan itu sendiri.
Bimbingan
dapat diartikan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu
(kelompok) agar individu atau kelompok yang dibimbingnya mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat
serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkah
penyuluhan adalah suatu proses pemberian bantuan baik kepada individu maupun
kelompok dengan menggunakan metode-metode psikologis agar yang bersangkutan
dapat keluar dari masalahnya dengan kekuatan sendiri, baik bersifat preventif,
kuratif, korektif maupun develoment.
Memahami kelompok sasaran/ binaan
penyuluhan, Memahami psikologi kelompok sasaran/binaan Penyuluhan
Bimbingan
dan penyuluhan agama merupakan aktivitas penyampaian ajaran agama kepada
masyarakat. Aktivitas bimbingan dan penyuluhan agama harus benar-benar
menyentuh kepada sasaran binaan nya atau keseluruh lapisan masyarakat. Berikut
akan dibahas karakteristik kelompok sasaran, agar dalam lapangan para penyuluh
lebih memahami beberapa tive karakteristik kelompok binaan nya nanti.
Berikut
:
1. Jamaahnya
tidak terdaftar sehingga setiap kali ada kegiatan bimbingan dan penyuluhan
agama selalu berubah-ubah baik dalma tempat maupun jumlah individu yang hadir.
2. Tidak
terstruktur, maksudnya adalah tidak ada struktur organisasinya baik yang
bersifat sederhana maupun yang rapi pada jamaah itu.
3. Bersifat
sementara, yaitu pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama dilakukan apabila dipandang
sangat mendesak dan penting.
4. Tidak
terjadwal, karena sifatnya sementara maka pelaksanaannya pun tidak terjadwal
dan tidak terprogram secara rapi.
Psikologi
dalam penyuluhan agama terbagi menjadi dua fokus
Pertama
bagi tenga da’i , sbb :
a. Membantu
dalam memahami kondisi mad’u
b. Membantu
dalam memahami lingkungan fisik dan sosial sasaran / binaan
c. Membantu
memahami proses penyuluhan agama dan kendala yang mengatasinya secara saintifik
psikologis.
d. Membantu
penyuluh agama untuk melakukan adjusment atau penyesuaian diri, sehingga dapat
berinteraksi dengan mad’u secara baik.
e. Membantu
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip, konsep, dan teori psikologi
Kedua,
bagi kelompok sasaran/mad’u :
a. Membantu
sasaran binaan dalam memahami sikap dan kepribadian penyuluh agama sehingga
mereka dapat memahami proses penyuluhan yang dilaukan oleh penyuluh agama
b. Membantu
sasaran bina untuk memahami kondisi psikologisnya sendiri
c. Membantu
sasaran binaan dalam memahami kondisi lingkungan fisik dan sosial dimana
penyuluhan agama berlangsung
d. Membantu
sasaran binaan dengan menggunakan prinsip, konsep, dan teori psikologi
Memanfaatkan sumber daya
penyuluhan, mengembangkan jejaring kerja penyuluhan
1. Karakteristik
lembaga pendidikan masyarakat
Pendidikan
dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Diselenggarakan
dengan sengaja diluar sekolah.
b. Peserta
umum nya mereka yang tidak bersekolah atau drop out.
c. Tidak
mengenal jenjang dan program pendidikan untuk jangka waktu pendek.
d. Peserta
tidak perlu homogen.
e. Ada
waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f. Isi
pendidikan bersifat praktis dan khusus.
g. Keterampilan
kerja sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan meningkatkan taraf
hidup.
Ada
beberapa istilah pendidikan luar sekolah, antara lain :
a. Pendidikan
sosia, proses yg digunakan dengan sengaja dalam masyarakat untuk mendidik
individu dan lingkungan sosial, supaya bebas dan bertanggung jawab.
b. Pendidikan
masyarakat, pendidikan yg ditujukan kpd orang dewasa, termasuk pemuda diluar
batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan diluar lingkungan dan
sistem persekolahan resmi.
c. Pendidikan
rakyat, tindakan-tindakan atau pengaruh yang terkadang mengenai seluruh rakyat.
d. Pendidikan
luar sekolah, pendidikan yang dilaukan diluar sistem persekolahan biasa.
e. Mass,
education, pendidikan yg dutujukan kepada org dewasa diluar lingkungan sekolah.
f. Adult
education, pendidikan untuk orang dewasa yang mengambil umur batas tertinggi
dari masa kewajiban belajar.
g. Extension
education, suatu bentuk dar adult education.
h. Fundamental
education, pendidikan yg bertujuan membantu masyarakat untuk mencapaikemajuan
sosial ekonomi, agar mereka dapat menempati posisi yang layak.
Berikut
beberapa sasaran programnya :
a. Para
buruh dan petani
b. Para
remaja putus sekolah
c. Para
pekerja yang berketrampilan
d. Golongan
teknisi dan profesional
e. Para
pemimpin masyarakat
f. Anggota
masyarkat yang sudah tua
Sedangkan,
pembinaan khususnya adalah :
a. Membangun
kesadaran publik untuk ikut terlibat dalam minimalisasi dan antisipasi tindak
kekerasan terhadap anak diruma tangga (keluarga) juga.
b. Sama-sama
belajar konsep dalm meminimalisasi, mengantisipasi tindak kekerasan terhadap
anak dan rumah tangga.
c. Mensosialisasikan
kepada anak gagasan tentang upaya aturan hukum dalam meminimaisir,
mengantisipasi kekerasan terhadap anak dalam keluarga dan dihormati hak anak.
d. Memberikan
ajaran agama secara teratur
2. Ragam
Lembaga Pendidikan Masyarakat
a. Kelompok
remaja masjid, perkumpulan pemuda masjid yang melaukan aktivitas sosial dan
ibadah di lingkungan suatu masjid.
b. Karang
taruna, organisasi kepemudaan di Indonesia.
3. Problematika
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai
sebuah instuisi, LPM sebagaimana lembaga lainnya tentu mengalami beberapa
permasalahan. Secara umum, permasalahan kelembagaan dapat dibagi pada tiga
besaran, yaitu sektor sumber daya manusia, program dan kelembagaan yang
melibatkan sarana fisik.
Pelaksanaan
kegiatan penyuluhan bukanlah pekerjaan sederhana yang mampu ditangani oleh
petugas penyuluh sendirian. Melainkan didalamnya perlu keterlibatan semua pihak
terkait untuk mensukseskan kegiatan penyuluhan tersebut sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pihak-pihak
yang semestinya terlibat jadi bagian penting sebagai mitra kerja penyuluh
adalah unsu-unsur pemerintahan yang ada di daerah selain para tokoh keagamaan
setempat termasuk petugas penyuluh yang jenjangnya berada dibawahnya atau lebih
tinggi darinya.
Memahami gaya komunikasi
penyuluhan, memahami metode penyuluhan
Pemilihan
gaya komunikasi antara penyuluh dengan masyarakat binaan sangat penting. Tidak
dipungkiri bahwa kegagalan dalam pencapaian tujuan atau kesepemahan bersama
adalah bua kegagalan dalam memilih gaya komunikasi.
Dalam
proses penyuluhan, penyuluh penting sekali memahami latar belakang masyarakat
binaannya agar dengan tepat mampu memilih gaya komunikasi yang tepat dengan
masyarakat binanya agar terjadi mutual understanding dalam pesan keagamaan.
1. Komunikasi
simbolistik, biasa dilakukan olehpara priyayi atau kalangan elit feodal.
Simbolistik disini lebih mengacupada makna bahwa penyampaian pesan secara
langsung mengutarakan maksud-maksud yang dikandung dari tuturannya melainkan
memerlukan proses lebih lanjut bagi komunikan untuk sampai memahami maksud
pesan yang disampaikan.
2. Komunikasi
Lugas, sebgaimana komunikasi simbolistik yang dipengaruhi oleh etika komunitas,
demikian juga dengan komunikasi model ini.
3. Komunikasi
yang Efektif, lebih mengacu kepada proses komunikasi yang secara tepat
dilakukan antara pembawa berita dengan penerima pesan melaui media yang tepat
pula.
Pengertian
dan penggunaan metode dalam Penyuluhan Agama
Istilah
metode pada dasarnya merupakan adopsi dari konsep bahasa inggris, method,
konsep ini sering diterjemahkan sebagai cara. Mengapa metode ini penting dalam
penyuluhan agama? Sesungguhnya menentukan strategi penyuluhan pada intinya
berarti menentukan metode paing tepat yang dipilih untuk menyampaikan materi
penyuluhan.
Metode
penyuluhan yang tepat, selain menarik simpati sasaran bina, juga akan mendukung
untuk pencapaian tujuan penyuluhan secara lebih optimal dibanding tidak
menggunakan metode yang jelas.
Ragam
Metode Penyuluhan Agama dan Teknis Penggunaannya
a. Ceramah,
efektif untuk jumlah sasaran dengan jumlah relatif banyak, dan tidak memerlukan
umpan balik dari peserta penyuluhan secara langsung atau interaktif.
b. Wisata
religi, dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah dari masa lalu.
c. Tanya
jawab, dapat digunakan besamaan dengan metode ceramah.
d. Halaqoh
diskusi, metode mirip dengan tanya jawab pada aspek keterlibata sasaran bina.
e. Demonstrasi,
efektif untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya praktis dan memerlukan
penjelasan secara demonstratif.
f. Konseling,
lebih bersifat konsultatif, atau terapi bagi klien-sasaran bina.
Langkah-langkah evaluasi dan
pelaporan dalam kegiatan penyuluhan Agama, memahami evaluasi penyuluhan agama,
menyusun instrumen evaluasi penyuluhan agama, Teknik analisis data dan Evaluasi
penyuluhan
Dalam
percakapan sehari-hari evaluasi sering dipahami sebagai penilaian atas manfaat
dari sesuatu. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan apa yang ada dilapangan dengan suatu standar
yang sudah ditentukan, apakah ada selisih?
Berikut
3 jenis evaluasi yg dapat dilakukan :
1. Evaluasi
program, penilaian terhadap program bimbingan dan penyuluhan agama
2. Evaluasi
proses bimbingan dan penyuluhan agama, diarahkan pada pelaksanaan tugas
individua maupun kelompok, terutama ditujukan pada disiplin dan upaya dilakukan
jemaah dlm kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama.
3. Evaluasi
hasil bimbingan dan penyuluhan agama, upaya mengumpulkan informasi untuk
menetahui seberapa jauh pemhaman dan kemampuan yang dicapai jamaah pada setiap
jangka waktu tertentu.
Analisa
data evaluasi penyuluhan agama secara sederhana dapat meminjam konsep analisis
kualitatif. Tujuannya ialah agar saudara mendapatkan makna hubungan variabel-variabel,
sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam
pemantauan.
Data
yang perlu kita kumpulkan melalui pemantauan ini meliputi beberapa hal antara
lain :
1. Profil
perkembagan kegiatan taklim
2. Catatan
perkembangan jamaah
3. Catatan
harian
Setelah
data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan terjadi dianalisis
pelu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang
terjadi dan membandingkannya dengan fenomena lain diluar pemantauan.
Arah pengembangan Penyuluh dan
etika profesi bagi penyuluh agama, Etika profesi penyuluhan agama
Sebagaimana
diungkapkan dalam buku pedoman teknis penyuluh agama, bahwa tujuan pengembangan
profesi penyuluh agama diarahkan pada :
1. Agar
penyuluh agama dapat membuat karya tulis ilmiah atau menterjemahkan atau
menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang agama dan pembangunan.
2. Menumbuhkan
pengetahuan, minat dan keterampilan dalam kegiatan tulis menulis yang bersifat
ilmiah yang dapat dipublikasikan di media massa.
3. Mengembangkan
konsultasi di bidang penyuluhan keagamaan
Etika
diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas khlak. Etika kebangsaan
bai penyuluh agama berkaitan dengan posisi mereka sebagai pegawai pemerintah
dlm hal ini kementrian agama dan sebagai warga negara indonesia. Beikut
meliputi :
1. Menjunjung
tinggi pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Menjaga
persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
3. Memahami
kebinekaan bangsa Indonesia yang beragam adat, suku, bahasa, budaya, dan agama.
Tantangan dan peluang Penyuluhan
Agama
Penyuluh
agama islam merupakan profesi yang menjadi ujung tombak dalam syiar agama Islam
baik itu fungsional maupun honorer atau bahkan sukarelawan. Persoalan yang
dihadapipun semakin kompleks dengan perkembangan aman yang serba digital (
modern ). Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut, maka penulis menempatkan
epistimologi profesi penyuluhan agama islam sebgai landasan berpikir dan
memetakan tantangan yang dihadapi oleh penyuluh agama islam. Melalui proses
pemetaan akan tergambar secara jelas tantangan apa saja yang dihadapi oleh
penyuluh agam islam di Indonesia. Diantaranya adalah munculnya gerakan islam
liberal dan fundamental, dimana kehadirannya justru membenturkan masyarakat
satu dengan yang lainnya. Oleh karena ituadanya profesi penyuluh agamaislam
sebagai kepanjangan pemerintah melalui kementrian agama diharapkan mampu
menjadi penangkal gerakan yang memecah belah masyarakat khususnya dn bangsa
Indonesia umumnya.
Komentar
Posting Komentar