Langsung ke konten utama

Contoh Proposal Penelitian BIMBINGAN KEAGAMAAN dalam meningkatkan perilaku religius


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dakwah merupakan ajaran atau seruan untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran nilai-nilai agama. Hal ini sesuai dengan arti dasar dari bimbingan itu sendiri, yaitu lebih bertujuan untuk mencegah daripada mengobati. Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan sebagaimana dijelaskan oleh Adam dan Gullota, agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat mestabilkan tingkah laku dan bisa menjelaskan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini dan agama juga memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.
            Pemahaman agama bagi para remaja sangatlah penting sebagai bekal untuk masa depannya dan sebagai pedoman untuk melakukan segala sesuatu yang pasti tidak keluar dari kaidah yang diajarkankan oleh agamananya. Meskipun pada masa kanak-kanak agama telah diajarkan, namun pada masa remaja mereka mengalami kemajuan dan perkembangan kognitif, sehingga dimungkinkan mereka mempertanyakan tentang kebenaran agama mereka sendiri sehubungan dengan pengaruh perkembangan kognitifnya.
            Dalam melangkah pada usaha membantu seseorang, diperlukan adanya dasar yang menjadi pedoman. Dasar dari bimbingan merupakan titik pijak untuk melangkah ke arah tujuan yang diharapkan, yakni suatu usaha yang berjalan baik, terstruktur, terarah. Sesuai dengan firman Allah SWT, yang berbunyi: 

 “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran”. (QS. Ashr: 1-3).

            Ayat tersebut memberi petunjuk kepada kita bahwa bimbingan keagamaan yang dilakukan kepada orang lain memang sangat dianjurkan karena keberhasilannya dipandang sebagai salah satu tugas dan ciri bagi orang yang beriman. Bimbingan keagamaan merupakan pengetahuan yang sangat penting sehingga perlu diketahui oleh semua manusia, agar hakikat tujuan hidup manusia dapat tercapai.
            Didalam buku karya Sofyan S. Willis, kata bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu agar memahami dirinya dan dunianya sehingga dengan demikian individu dapat memahami potensi-potensinya. Keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti segenap kepercayaan kepada Tuhan serta ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama ataupun segala sesuatu mengenai agama. Menurut Adams dan Gullota agama dapat menyajikan kerangka moral sehingga seseorang dapat membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa menerangkan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia. Agama menawarkan perlindungan dan rasa aman, khususnya bagi remaja yang sedang mencari eksistensi dirinya.
            Majelis Ta’lim Annadwah merupakan salah satu wadah dalam pengembangan potensi keberagamaan bagi remaja di lingkungan kota Cirebon. Pendirian komunitas ini dilatar belakangi oleh perkumpulan remaja yang belajar mencintai Rasul melalui pola dakwah Habib  Syekh bin Abdul Qodir Assegaf, dengan tujuan membentengi anak-anak muda dari degradasi moral. Adapun kegiatannya yaitu mengadakan shalawat dan pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW, tausiyah dan membedah kitab barzanji  yang rutin dilakukan dalam dua minggu sekali pada hari minggu. Komunitas ini sangat diminati oleh kalangan remaja, karena bentuk bimbingan keagamaan yang dilaksanakan menarik dan tidak membosankan sehingga keberadaan komunitas ini dapat diterima dengan baik.
            Bimbingan keagamaan untuk meningkatkan religiusitas, merupakan pengadaan bimbingan ataupun kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa keberagamaan pada remaja. Lingkungan remaja sangatlah berpengaruh pada sifat yang akan dimiliki oleh remaja itu sendiri. Terutama teman sebaya itu sangatlah berpengaruh dengan sifat dan kebiasaan seorang remaja terutama dalam hal agama ataupun religiusitas. Oleh sebab itu adanya bimbingan keagamaan itu sangatlah diperlukan untuk mengantisipasi suatu hal yang tidak diinginkan kedepannya.
            Berdasarkan analisis diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Bimbingan Keagamaan Dalam Meningkatkan Perilaku Religius Pada Remaja Di Majelis Ta’lim Annadwah Kota Cirebon

B.     Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1.      Remaja kurang memahami pentingnya memilih lingkungan yang baik.
2.      Bimbingan keagamaan pada remaja di kota Cirebon perlu untuk lebih dikembangkan.
3.      Kurangnya pemahaman agama pada remaja sehingga mengabaikan aspek-aspek keberagamaan.
C.    Rumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi dan pemfokusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana bimbingan keagaaman yang diterapkan di dalam Majelis Ta’lim Annadwah Kota Cirebon ?
2.      Bagaimana cara meningkatkan perilaku religius pada remaja di kota Cirebon ?
D.    Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Menganalisis bimbingan keagaaman yang diterapkan di dalam Majelis Ta’lim Annadwah Kota Cirebon.
2.      Menganalisis tentang metode atau cara untuk meningkatkan perilaku religius pada remaja di kota Cirebon.
E.     Manfaat Penelitian
            Berikut ini manfaat penelitian :
1.      Secara Teoritis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi keilmuan BKI, sebagai bahan rujukan yang sejenis yaitu mengenai bimbingan keagamaan dalam meningkatkan perilaku religius pada remaja.
2.      Secara Praktis, penelitian ini juga dapat dijadikan bahan refleksi untuk komunitas lain untuk dapat meningkatkan kegiatan keagamaan dikalangan remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Bimbingan Keagamaan
a.       Pengertian Bimbingan
            Menurut Farida dan Saliyo dalam buku, “Tehnik Layanan Bimbingan dan Konseling Islam” Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan. Kesulitan didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
            Ahli lain mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseoarng agar berkembang potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan-persoalan, sehingga dapat menentukan sendiri hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung kepada yang lain (Gunarsa, 2007: 12). Seperti yang dikutip Winkel (2006: 29) dari pendapat Rochmsn Natawidjaja, bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan norma didalam keluarga maupun masyarakat.
            Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah  proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkannorma-norma yang berlaku.
b.      Pengertian Keagamaan
            Menurut Abd. Rahman Assegaf dalam buku “Filsafat Pendidikan Islam”. Mengatakan bahwa agama adalah nilai-nilai panutan yang member pedoman pada tingkah laku manusia serta pandangan hidupnya.
            Jadi bimbingan dan keagamaan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mempunyai ajaran-ajaran Islam yang bersih dan suci (muslim) dengan salah satu tehnik dalam pelayanan bimbingan, dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuaan langsung dan tatap muka antara konselor dengan seorang muslim. Agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
            Menurut Aunur Rahim Faqih dalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling dalam Islam, menjelaskan bahwa : Bimbingan keagamaan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu  agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
c.       Tujuan Bimbingan Keagamaan
1)      Membantu individu atau kelompok individu mencegah timbulnya masalah-masalah dalam kehidupan keagamaan.
2)      Membantu individu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan.
3)      Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kehidupan keagamaan dirinya yang telah baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik.
2.      Perilaku Religius
            Keberagamaan atau religiusitas adalah sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia. Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang (Astogini dkk., 2011:2).
            Menurut Mokhlis (2006) dalam Asraf (2014:63) Religiusitas adalah tingkat dimana seorang komit atau setia kepada agamanya. Magill (1993) dalam Asraf (2014:63) memberikan batasan  bahwa religiusitas merupakan sikap seseorang terhadap agama secara umum bukan hanya salah satu aspeknya saja dari agama, lebih khusus lagi religiusitas adalah intensitas cara seseorang untuk menjadi seseorang yang beragama.
            Menurut Mansyur (2008) dalam Asraf (2014:63), religiusitas tidak hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak, seperti ibadah, muamalah (aktifitas ekonomi), muasyaroh (aktifitas social), belajar agama, dakwah (amar ma’ruf nahi mungkar), dan jihad (membela agama), tetapi juga aktifitas yang tidak tampak atau terjadi dalam hati (batin) seseorang seperti iman dan zikir bathiniah kepada Allah.

3.      Pengertian Remaja
            Secara etimologi, kata “remaja” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. (KBBI, 2008 : 944). Dalam bahasa Indonesia sering pula dikatakan pubertas atau remaja.
            Secara terminologi, para ahli merumuskan masa remaja dalam pandangan dan tekanan yang berbeda, diantaranya menurut Zakiah Darajat, masa remaja adolesensi adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, di mana anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun (Darajat, 2007 : 101)
            Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian remaja dapat penulis tarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa  yakni masa antara umur 17 sampai 22 tahun yang ditandai dengan berubahnya bentuk fisik, cara berfikir dan cara bertindak.












BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
            Jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
B.     Pendekatan Penelitian
            Pendekatan penelitian yang akan peneliti gunakan adalah penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang bentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Wiriaatmadja, 2006)
C.    Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, oleh karena itu peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Penelitian dalam menggunakan pendekatan kualitatif ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.      Observasi kualitatif
Observasi atau pengamatan. Menurut Syaodih, (2012: 220) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di Majelis Ta’lim Annadwah. Dengan teknik observasi, peneliti akan memperoleh data secara pengamatan langsung
Observasi langsung merupakan cara pegambilan data dengan menggunakan mata tanpa menggunakan alat pertolongan standar lain untuk keperluan tersebut. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui dengan cara mencatat, merekam, sebagai buktinya untuk mengetahui kegiatan bimbingan keagamaan yang dilaksanakan di Majelis Ta’lim Annadwah kota Cirebon.
Tahap ini, peneliti menggunakan bantuan dokumentasi dalam observasi dikelas, yaitu dengan merekam jalannya proses bimbingan keagamaan. Rekaman yang digunakan berupa rekaman audiovisual. Menurut Creswell (2014: 254), pada umumnya observasi ini bersifat open ended, dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum kepada partisipan yang memungkinkan partisipan bebas memberikan pandangan-pandangan mereka.
2.      Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011). Jadi dengan menggunakan teknik wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2016: 318).
Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dimana dalam pelaksanaanya wawancara lebih bebas dan tujuannya untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Wawancara yang dilakukan tetap menggunakan pedoman utama, tetapi tidak terpaku hanya pada pedoman wawancara yang ada. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi mengenai bimbingan keagamaan dalam meningkatkan perilaku relligius pada remaja.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen tersebut kemudian disusun secara sistematis, kemudian diimporkan hasil analisisnya terhadap dokumen-dokumen penelitian tersebut (Syaodih, 2012: 222).
Dokumentasi merupakan pelengkap dari peggunaan metode observasi dan wawancara pada penelitian kualitatif. Dokumentasi pada penelitian ini dilakukan menggunakan pengambilan foto saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, kemudian rekaman audio-visual yang sangat diperlukan oleh peneliti untuk dianalisis dan dideskripsikan sebagai hasil dari penelitian.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh SOAL dan JAWABAN BK Pendidikan

1.       Pengertian bimbingan dan konseling serta tujuan BK pendidikan 2.       Jelskan dasar dan prinsip Bimbingan dan konseling 3.       Mengapa agama dan psikologi penting sbg dasar bimbingan dan konseling? 4.       Jelaskan macam-macam layanan bimbingan dan konseling 5.       Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik bimbingan dan konseling 6.       Jelaskan bimbingankarir dan bimbingan jabatan 7.       Bagaimana peran kepala sekolah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling 8.       Bagaimana peranan guru dalam melaksanakan bimbingan dan konseling ==jawaban=== 1.       Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang agar mampu memahami diri dan lingkungan sektar sehingga mampu mencapai perkembangan optimal. Sedangkan konseling ...

Contoh TEKS MC Bahasa Sunda

السلام عليكم ور حمة الله وبركاته الحمد لله وكفى .   الصلاةوالسلام على النبي المصطفى وعلى اله و اصحابه اهل الصدق                                                                                         والوفى (امابعد)                          Tipayun hayu urang sami-sami manjatkeun puji syukur ka ALLAH swt, anu parantos masihan kanikmatan ka urang sadaya terutami nikmat panjang umur, nikmat sehat. Sehingga urang tiasa kempel dina aca...

Lahir Tanggal berapa? Ini kata Buku psikologi karakter berdasarkan tanggal lahir

Trik #54 Membaca Karakter Berdasarkan Tanggal Lahir Kepribadian seseorang bisa dilihat dari tanggal lahirnya. Jika kamu ingin mengetahui kepribadianmu atau orang lain melalui tanggal lahir, maka kamu harus mengetahui simbol dari tanggal lahir kamu. A.      Januari v    Januari 01 – 09 = simbol anjing v    Januari 10 – 24 = simbol tikus v    Januari 25 – 31 = simbol singa B.       Februari v    Februari 01 – 05 = simbol kucing v    Februari 06 – 14 = simbol merpati v    Februari 15 – 21 = simbol kura-kura v    Februari 22 – 28 = simbol panther C.       Maret v    Maret 01 – 12 = simbol monyet v    Maret 13 – 15 = simbol singa v    Maret 16 – 23 = simbol tikus v    Maret 24 – 31 = simbol kucing D.      April v    April 01 – 03 = simbol anjing v...